?Masa remaja hormon bergejolak dan ingin ini itu, sementara orang tua memiliki kekhawatiran terhadap anak dan itu wajar. Tetapi ketika situasi enggak bisa ditoleransi maka timbul reaksi ekstrim,? terang Kasandra di Grand Indonesia, Jakarta.
Lebih lanjut dikatakan, reaksi ekstrim yang ditimbulkan beragam. Dia menyebut apa yang dilakukan Arumi saat ini adalah salah satunya.
?Biasanya kalau hormon dan konflik terjadi maka terjadi pemberontakan, di mana remaja merasa mendapat tekanan dan belum dapat mengendalikan hormon,? sambungnya.
Namun begitu, hormon yang ada pada masa remaja ini tidak sama antara satu dengan yang lain. Hal ini disebabkan karena berbagai hal.
?Hormon kayak gini enggak sama tiap orang karena kapasitasnya. Seperti kemampuan intelegensi, intelek dan kecerdasan emosi. Semakin mampu mengendalikan semua itu maka akan bisa memilih tujuan untuk tidak jelek. Sedangkan nilai-nilai luhur yang dianut juga dapat menyelamatkan diri,? urai Kasandra.??? (kpl/dis/sjw)
No comments:
Post a Comment